Dinkes Tapin Kampanye Sosialisasi dan Advokasi PHBS.

Dinkes Tapin Kampanye Sosialisasi dan Advokasi PHBS.

Dinkes Tapin Kampanye Sosialisasi dan Advokasi PHBS.

RANTAU,- Dinas Kesehatan Kab.Tapin menggelar Pertemuan Kampanye, Sosialsasi dan Advokasi PHBS Tingkat Kab.Tapin Tahun 2019 yang dihadiri seluruh bidan se Kab.Tapin, bertempat di Gedung Diklat Hammy baru-baru tadi.

Kepala Dinas Kesehatan H Errani Martin SKM yang diwawancara awak media menjelaskan, pertemuan sosialisasi advokasi dalam rangka melaksanakan program PHBS di Kab.Tapin dalam rangka sosialisasi dan advokasi pola hidup bersih dan sehat kepada para bidan diKab.Tapin.

Sehingga sosialisasi tahun ini mengundang seluruh Bidan, baik Bidan PTT Provinsi dan Kabupaten termasuk seluruh petugas gizi dan perawat yang tinggal di desa." kata Errani.

Sehingga kegiatan ini dalam rangka turut melaksanakan program PIS-PK program Indonesia sehat pendekatan keluarga yang akan kita galakkan di Kab.Tapin,"sambungnya.

Dijelaskan Errani, sekitar 12 indikator  kesehatan, dari indikator-indikator itu ada yang menyangkut indikator kesehatan ibu dan anak ibu hamil, indikator kesehatan gizi serta indikator tentang penyakit tidak menular yang harus selalu dijaga.

Termasuk indikator lenyakit menular, indikator kesehatan lingkungan, dari indikator-indikator itu termasuk stanting yang harus diawasi melalui kegiatan  imunisasi di Posyandu.

Penyakit tidak menular, seperti hipertensi, jantung dan lain sebagainya kemudian penyakit menular TB-paru salah satu penanggulangannya yaitu dengan  menjaga kebersihan lingkungan yang salah satunya adalah dengan penggunaan jamban keluarga bersih.

Semua  merupakan indikator daripada Pis-PK (program Indonesia sehat menuju pendekatan keluarga).

Melalui pendekatan keluarga dengan semua indikator dan target yang ditentukan setiap indikator kita akan tau tingkat keberhasilan.

Jika program itu  bisa dicapai, Insyaallah anak-anak kita 10 tahun sampai 15 tahun akan datang akan lebih baik dan cerdas daripada yang sebelumnya karena telah mengikuti yang namanya kegiatan pendekatan keluarga.

Hal itu karena program pembangunan kesehatan ini bertumpu pada keluarga yang dikunjungi, keluarga yang menjadi sasaran utamanya akan mampu membangun kesehatan keluarga lebih baik.

Kedepan insyaallah akan terbentuk keluarga, lingkungan yang sehat serta masyarakat yang sehat diKab.Tapin itulah tujuan dari Kegian sosialisasi dan Advokasi PHBS.

Seluruh  bidan yang tinggal di desa ususnya bidan kontrak baik yang dari dinas kesehatan provinsi,  bidan yang kontrak dari dana APBD  perawat dan petugas gizi yang kontrak kita harapkan dapat melaksanakan kegiatan PHBS di desanya masing-masing tempatnya bertugas.

Jika program ini berjalan, anak-anak kita akan lebih sehat, contohnya jika suatu desa itu ada 100 anak bayi yang ikut program imunisasi, maka bidan desa dan perawat Desa sudah tau sasaran imunisasinya.

Dan sasaran itu harus dikejar, agara100 anak tadi bisa diimunisasi 100% dengan target minimal 95% tercapai.

Bila itu bisa dicapai setiap tahun maka anak-anak yang dapat tertular penyakit  dapat dicegah dengan imunisasi dan mereka tidak akan terkena penyakit karena sudah ter imunisasi.

Tugas-tugas dan apa yang harus dikerjakan agar imunisasi tercapai adalah tugas para peserta sosialisasi. Dan jika setahun itu tercapai target 95-100 anak yang bisa di imunisasi maka anak-anak di desa atau kelurahan selama 10 sam0ai 15 tahun akan datang,  anak-anak kita akan lebih cerdas, karena tidak ada lagi namanya KLB campak, KLB Difteri, karena sudah diimunisasi dengab kelompok atau pendekatan keluarga tadi," jelas Errani.
Previous
Next Post »

Diskominfo Siap Mensukseskan Asian Games 2018

Diskominfo Siap Mensukseskan Asian Games 2018